Foto ini diambil pada tahun 1880. Coba tebak stasiun kereta api dimanakah pada foto dibawah ini?
Kemungkinan besar Anda akan menjawab stasiun Gubeng, stasiun Pasuruan atau stasiun Buitenzorg(Bogor). Ternyata tidak! Ini adalah stasiun Surabaya Kota yang diambil sekitar tahun 1880. Lho masa, bukannya stasiun Surabaya Kota yang lama adalah di depan Atom Mall yang baru selesai dipugar? Kok beda ya?
Berikut penjelasannya:
Stasiun Soerabaja SS atau dikenal lain dengan nama stasiun Bibis/Semoet merupakan pemberhentian kereta api milik SS(Staatsspoorwegen) pertama yang dibangun untuk lintas pertama Soerabaja – Pasoeroean. Stasiun pertama ini dibangun sekitar tahun 1877. Bangunan stasiun berarsitektur neoklasik yang populer pada jaman akhir abad 19 itu, tergolong megah dengan pilar menyerupai bentuk pintu. Masih di kompleks emplasemen stasiun tepatnya sebelah selatan dibangun dipo lokomotif dan kereta. Tak jauh dari stasiun didirikan kantor SS yang setelah kemerdekaan sempat menjadi kantor PNKA eksploitasi timur, sayangnya bangunan ini dibongkar menjadi pertokoan di tahun 1980an.
Setelah dilakukan renovasi stasiun dengan penambahan ruang pada ujung sayap bangunan. Lalu menjelang tahun 1895 dibangun stasiun baru di sisi timurnya yang berjarak sekitar 100 meter. Masih belum ada alasan yang pasti mengapa SS memindahkan stasiun baru padahal bangunan stasiun yang pertama sudah cukup besar. Yang jelas sejak tahun 1890 angkutan kereta api SS mengalami peningkatan jumlah penumpang dan barang, apalagi dibukanya jalur ke arah barat menuju Kertosono dan Madiun via Sidoarjo dan ke timur menuju Jember. Inilah yang mendorong SS melebarkan peron dan emplasemen stasiun. Maka perlu membangun lagi bangunan stasiun ketimbang merenovasinya. Akhirnya untuk dipo diputuskan direlokasi ke areal baru yang besar, dipilihlah Sidatapa yang masih rawa-rawa. Sebagai catatan, saat itu baru diselesaikan jalur rel hingga Prins Hendrik-Oedjoeng(sekarang kawasan Depo Pertamina Benteng) yang melintasi kawasan Sidotopo.
Pada peta Surabaya tahun 1898 tergambar areal stasiun mengalami perluasan emplasemen dan masih nampak bangunan stasiun pertama. Ada juga gambar bangunan baru stasiun di sebelahnya. Kemudian pada peta tahun 1934 bangunan stasiun pertama tidak lagi tergambar, maka bisa diambil kesimpulan bahwa stasiun ini bisa jadi dibongkar SS sendiri.
Hingga setelah kemerdekaan stasiun ini tetap melayani penumpang hingga tahun 1991. Semenjak itu aktivitas dipindah ke Indo Plaza yang berada pada 200 meter baart stasiun. Hal itu karena disekitar stasiun berkembang pesat pertokoan yang menghancurkan satu-persatu bangunan bersejarah kota lama Surabaya. Beruntung sekali, walaupun stasiun bersejarah ini hampir musnah karena dibongkar pada tahun 2004 hingga tinggal dinding dan rangka kanopi, akhirnya berhasil dihentikan oleh para pemerhati sejarah dan ditetapkan sebagai cagar budaya. Pada tahun 2011 pemugaran bangunan stasiun Soerabaja Kota resmi dimulai oleh PT.KAI, BP3 Trowulan bekerjasama dengan pihak heritage negeri Belanda. Pembangunan kembali ini dilakukan secara hati-hati dan membutuhkan riset mendalam, bahkan beberapa material tertentu diimpor dari Belanda. Setelah 4 tahun masa pemugaran akhirnya dapat selesai pada Agustus 2015.
Memang, stasiun Soerabaja Kota adalah bangunan yang sangat harus dipertahankan dan menjadi bukti peranan kereta api bagi kemajuan kota Surabaya terutama kawasan disekitarnya yang adalah pusat kota saat itu.