Solusi Atasi Langsir Dengan Kereta Kontrol Kendali

Kalau kita naik kereta di Jawa seperti kelas lokal ekonomi seperti Rapih Dhoho dari Surabaya maupun Blitar, setibanya di stasiun Kertosono (KTA) pasti lokomotif akan melakukan prosedur langsir ke ujung rangkaian lain untuk berbalik arah. Demikian juga untuk KA Tawang Alun trayek Malang-Banyuwangi akan langsir lokomotif di Bangil, termasuk juga KA kelas komersial Ciremai Ekspres trayek Bandung-Cirebon akan langsir di Cikampek. Proses ini akan memakan waktu 15-20 menit dan sebetulnya agak merepotkan dan menganggu, apalagi jika dilakukan pada jam-jam trafik lalu-lintas KA padat.

Sebenarnya masalah ini dapat diselesaikan dengan sistem Kereta Rel Diesel (KRD) namun terdapat kendala yaitu ada lintas yang sulit digunakan KRD contohnya jalur kantong memutar yang biasa dilalui KA Dhoho-Penataran bisa dibilang cukup berat untuk petak Bangil-Lawang, selain itu rute tempuh cukup panjang dan lama untuk digunakan KRD. Maka solusi yang bisa diterapkan adalah dengan menggunakan kereta kontrol kendali dimana memodifikasi suatu kereta dilengkapi kabin masinis yang memungkinkan masinis mengontrol lokomotif dari kabin tersebut, jadi sekilas mirip desain KRD tetapi tanpa mesin penggerak (Control Car). Guna menghubungkan kereta dengan lokomotif, akan digunakan kabel MTU / Multiple Unit Control dengan jumpers kontrol antar kereta wajib tersambung, dan posisi lokomotif harus idle untuk dapat dikendalikan. Dengan sistem ini lokomotif dapat menarik atau mendorong rangkaian tergantung posisi arah jalannya kereta. Pembuatan kereta kendali dapat bersamaan untuk peremajaan kereta lokal baru nantinya, sehingga tidak dibutuhkan konversi dari kereta K3 lama saat ini. Sementara terdapat kereta-kereta jarak menengah dan jauh yang mungkin juga memperlukan sistem kereta kendali yakni KA Bima, Mutiara Selatan, Ranggajati, Sri Tanjung dan Logawa yang langsir lokomotif di stasiun Surabaya Gubeng. Padahal stasiun Surabaya Gubeng sudah cukup padat dengan trafik perjalanan kereta. Lalu bagaimana jika terdapat kereta Luar Dinas atau bagasi yang diikutkan di rangkaian? Kereta tersebut dapat dilangsir diletakkan di belakang setelah lokomotif, bukan di belakang kereta kendali.

CONTROLCAR

15073575_1093401317446959_963951135102160261_nDengan sistem kontrol tarik-dorong KA Penataran-Dhoho tidak lagi terganggu posisi long hood lokomotif pula(foto: Ilham Permadi)

Sistem ini meniru pola operasi beberapa kereta yang sudah cukup lama diterapkan di Jerman dan negara Eropa lain dimana meski banyak percabangan rel namun dapat diatasi tanpa harus langsir, yang artinya lebih efisien waktu, tenaga, dan bahan bakar tentunya. Di Jerman misalnya, kereta IC / Inter City yang menghubungkan kota-kota besar di Jerman, sudah sejak 1980an digunakan kereta kemudi karena bertambahnya trip perjalanan sehingga mempersingkat waktu adalah penting. Sementara itu, kereta regional antar kota dalam negara bagian telah lama menggunakan kereta kendali dengan modifikasi kereta “Silberling” menjadi “Steuerwagen” atau kereta kemudi, termasuk pula jenis kereta double decker. Sistem ini dirancang baik lokomotif diesel atau listrik dapat dikemudikan. S-Bahn atau kereta komuter di kota Nürnberg dan Stuttgart tahun 1980-1990an juga menerapkan sistem yang sama sebelum digantikan KRL.

S-Bahn Nürnberg yang didorong lokomotif listrik BR143

Kereta IC sebagai kereta kelas cepat dengan “Steuerwagen” didinasi BR101

Tak ketinggalan, kereta doppelstock generasi terbaru IC menggunakan sistem kemudi kontrol